Wx0xo6FsZRyx4rLE66hBR56d1ftvUDQRSK2eJM5q
Bookmark
For world peace, liberate Al-Aqsa, eliminate Israel and anyone who is with Israel, they are the real terrorists.

Hujan dan Air Mata

Hujan dan Air Mata

Hujan di luar semakin deras, seperti air mata yang tak kunjung berhenti mengalir dari hatiku. Rasanya baru kemarin aku tertawa lepas, penuh semangat, dan yakin akan masa depan yang cerah. Kini, semuanya terasa buram, kelabu, seperti langit senja yang kehilangan sinarnya. Entah di mana letak kesalahanku, entah apa yang telah kulakukan hingga semesta seakan sedang mengujiku dengan begitu kerasnya.

Mengejar Mimpi

Semua berawal dari keputusanku untuk mengejar mimpi. Aku ingin menjadi seorang penulis, menuangkan segala imajinasi dan keresahanku ke dalam untaian kata. Keluarga dan teman-teman mendukung penuh, mereka yakin aku bisa. Aku pun begitu. Dengan tekad bulat, aku meninggalkan pekerjaan kantoran yang nyaman dan mulai fokus menulis.

Awalnya, semua berjalan lancar. Inspirasi mengalir deras, ide-ide bermunculan tanpa henti. Aku merasa hidupku penuh makna, aku merasa bebas. Beberapa tulisanku berhasil dimuat di media online, bahkan ada penerbit yang tertarik untuk menerbitkan novelku. Rasanya seperti mimpi. Akhirnya, aku bisa hidup dari menulis, melakukan apa yang kucintai.

Rintangan dan Kegagalan

Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Novel pertamaku terbit, tapi penjualannya jauh dari harapan. Penerbit kecewa, begitu pula denganku. Aku mencoba mengirimkan naskah ke penerbit lain, tapi selalu ditolak. Inspirasiku mulai mengering, semangatku perlahan memudar. Aku mulai meragukan diri sendiri, meragukan mimpiku.

Di saat yang sama, masalah keuangan mulai muncul. Tabunganku menipis, tagihan menumpuk. Aku terpaksa menjual beberapa barang berharga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Aku mulai merasa tertekan, cemas, dan putus asa. Aku merasa seperti telah gagal.

Keputusasaan dan Secercah Harapan

Keluarga dan teman-teman berusaha menghiburku, memberi semangat. Mereka bilang ini hanya cobaan, aku harus tetap berusaha. Tapi, kata-kata mereka seperti angin lalu, tak mampu menembus dinding keputusasaan yang telah kubangun di sekitarku. Aku merasa sendirian, terjebak dalam lubang hitam yang gelap dan tak berujung.

Aku mencoba mencari pekerjaan lain, tapi sulit. Di usia yang sudah tidak muda lagi, aku harus bersaing dengan lulusan baru yang lebih energik dan memiliki keahlian yang lebih relevan. Beberapa kali aku dipanggil untuk wawancara, tapi selalu gagal. Rasanya seperti dunia sedang menolakku.

Malam ini, aku duduk termenung di kamarku yang remang-remang. Hujan masih deras, gemuruhnya seperti menggemakan kegelisahanku. Aku menatap kosong ke luar jendela, melihat tetes-tetes air hujan yang jatuh di kaca, seperti air mata yang tak kunjung berhenti mengalir.

Aku merasa lelah, lelah berjuang, lelah menghadapi kenyataan yang pahit. Aku ingin menyerah, ingin menghilang, ingin melupakan semua masalah yang membebani pikiran dan hatiku. Tapi, di sisi lain, ada secercah harapan yang masih tersisa, seperti lilin kecil yang berkedip-kedip di tengah badai.

Bangkit dan Terus Berjuang

Aku ingat kata-kata seorang penulis favoritku: "Kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan." Mungkin, ini memang jalan yang harus kulewati. Mungkin, aku harus jatuh berkali-kali sebelum akhirnya bisa bangkit dan terbang tinggi.

Aku tidak boleh menyerah. Aku harus terus berjuang, terus berusaha, terus mengejar mimpi. Mungkin, jalan menuju sukses memang tidak mudah. Mungkin, akan ada banyak rintangan dan cobaan yang harus kuhadapi. Tapi, aku yakin, selama aku tidak menyerah, selama aku tetap berusaha, suatu saat nanti aku akan mencapai tujuanku.

Menulis adalah Hidupku

Aku akan terus menulis, meskipun karyaku tak lagi diterbitkan. Aku akan terus menulis, meskipun tak ada yang membaca. Karena menulis adalah caraku untuk mengekspresikan diri, caraku untuk melepaskan semua beban yang ada di hatiku. Menulis adalah passionku, jiwaku, hidupku.

Mungkin, suatu saat nanti, ketika aku sudah tidak ada lagi di dunia ini, tulisanku akan ditemukan oleh seseorang. Mungkin, tulisanku akan menginspirasi mereka, memberi mereka semangat, membuat mereka merasa tidak sendirian. Mungkin, melalui tulisanku, aku bisa meninggalkan jejak di dunia ini, jejak yang akan abadi selamanya.

Epilog

Hujan di luar mulai reda, langit perlahan kembali cerah. Seperti hatiku yang mulai menemukan secercah harapan. Aku akan terus melangkah, meskipun jalan di depan masih panjang dan berliku. Aku akan terus berjuang, demi mimpi, demi hidup, demi masa depan.

Posting Komentar

Posting Komentar